Monday, September 22, 2014

3 Cara Mengurangi Cash Gap



Di salah satu sesi business transformation, salah satu peserta menceritakan “kegalauan”nya terkait dengan situasi bisnis yang dia tengah hadapi saat ini. Dia mengeluh bahwa problem utama dalam bisnisnya adalah tidak cukupnya cash yang dihasilkan. Hampir tiap bulan dia perlu memikirkan cara bagaimana agar bisa menutup pengeluaran bulanan yang tidak bisa dipenuhi oleh pendapatannya.

Ketika saya menggali permasalahannya itu, akhirnya ditemukan bahwa dia harus membayar kepada pemasok bahan bakunya seminggu setelah barangnya itu dia terima, namun dia harus menunggu sebulan untuk menerima pembayaran dari pelanggannya semenjak produknya diterima oleh mereka. Oleh karena hal ini, dia mengalami apa yang biasa disebut cash gap, yaitu terjadinya rentang waktu yang dimulai dari waktu pembayaran inventory yang dibeli dari pemasok hingga waktu saat penerimaan pembayaran inventory tersebut dari pelanggan. Inventory ini bermula dari bahan baku yang diterima hingga barang jadinya yang dikirim ke pelanggan tersebut.

Untuk kasus seperti ini, hanya ada tiga cara yang kita bisa lakukan, yang kesemuanya bertujuan untuk mempersempit cash gap yang ada, sehingga cash flow tdak berdarah-darah, yaitu :


  1. Meningkatkan Periode Pembayaran ke Pemasok. Maksudnya adalah bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan persetujuan untuk mendapatkan keringanan waktu pembayaran ke pemasok kita dalam rentang waktu yang lebih panjang. Yang tadinya seminggu mungkin bisa jadi dua minggu. Yang tadinya dua minggu mungkin bisa jadi sebulan atau 30 hari, dll.
  2. Mengurangi Periode Pembayaran dari Pelanggan. Sebaliknya, usaha kita untuk bisa mendapatkan persetujuan agar kita dibayar lebih cepat oleh pelanggan kita pun akan dapat mengurangi cash gap ini. Misalkan yang tadinya baru dibayar 90 hari setelah produk kita kirim, sekarang menjadi 30 hari. Atau dari 30 hari menjadi 15 hari, dan seterusnya.
  3. Meningkatkan inventory. Artinya adalah kita melakukan usaha agar proses perputaran inventory mulai dari penerimaan barang baku, proses produksi, barang jadi, hingga pengiriman, menjadi lebih cepat. Bila inventory semakin cepat dikirim tentunya kita pun bisa semakin cepat melakukan penagihan ke pelanggan.


Dari ketiga cara utama di atas, saya pun meminta dia untuk melakukan brainstorm lebih detil, strategi-strategi apa spesifiknya yang dia bisa lakukan untuk tiap cara di atas. Untunglah, setelah beberapa menit kami berdiskusi lebih jauh, dia akhirnya menemukan 5 strategi yang dia bisa terapkan sepulangnya dia dari sesi business transformation ini.

No comments: