Mungkin kita pernah mengalami sendiri, apakah itu ketika
kita masih menjadi karyawan ataupun sudah menjalankan bisnis sendiri, bahwa kita
terkadang seperti bermain-main dengan waktu. Misalnya saja, ketika kita
diharuskan untuk menyelesaikan suatu tugas dari atasan, kita bernegosiasi
berapa lama waktu yang paling sesuai untuk bisa menyelesaikannya. Biasanya kan
kita suka menambah-nambahkan waktu yang sudah ditetapkan. Diminta selesai dalam
seminggu, kita negosiasikan menjadi sepuluh hari, padahal sanggup
menyelesaikannya dalam seminggu. Pekerjaan yang sebetulnya kita bisa selesaikan
dalam satu jam, kita berargumen baru bisa selesai dalam dua jam. Bukannya tidak
percaya dengan kemampuan kita, namun biasanya kita ingin memastikan ada waktu
ekstra apabila ada hal-hal tak terduga.
Begitu pula ketika sudah menjalankan bisnis sendiri. Apakah
itu kita sedang menyusun perencanaan bisnis, program marketing, merekrut
karyawan, melatih karyawan, dll, kita biasanya menetapkan waktu dengan memberi waktu
ekstra, yah, sekedar untuk berjaga-jaga bila ada apa-apa, dll.
Dan tahukah Anda apa yang lalu terjadi? Pekerjaan tersebut
selesai dalam waktu yang memang sesuai dengan yang kita pikirkan, berikut
tambahan-tambahan kerumitannya sehingga selesai pas dengan waktu yang kita
negosiasikan.
Walaupun sebetulnya bisa selesai dalam satu jam, pekerjaan
tersebut selesai dalam dua jam karena kita mengatakannya begitu. Walaupun bisa
selesai dalam seminggu, ternyata selesainya sepuluh hari karena kita perkirakan
seperti itu.
Apa yang terjadi?
Beberapa hari yang lalu ketika saya browsing di internet,
saya menemukan istilah Parkinson’s Law/Hukum Parkinson
(jangan salah artikan dengan penyakit Parkinson ya). Hukum ini dicetuskan
pertama kali oleh Cyril Northcote Parkinson, seorang pengarang dan ahli sejarah
Inggris yang terkenal di tahun 1955. Hukum Parkinson mengatakan bahwa, “sebuah
pekerjaan akan mengembang untuk mengisi waktu yang tersedia untuk
menyelesaikannya.” Kalau di Indonesia, mungkin ada juga istilahnya yang
terkenal jadi sindiran bagi para birokrat dan pemerintahan, yaiu: “Bila
bisa dipersulit, kenapa dipermudah?”.
Apa maksud dari hukum ini?
Ketika kita memberikan waktu dua jam untuk menyelesaikan
pekerjaan satu jam, maka secara psikologis pekerjaan tersebut akan mengembang
kesulitan/kompleksitasnya sehingga baru bisa diselesaikan dalam dua jam, tepat
seperti yang kita perkirakan. Mungkin waktu dua jam itu tidak seluruhnya murni
terisi dengan pekerjaan tersebut, bahkan hanya terisi dengan tekanan-tekanan
atau stresnya saja. Atau bahkan terisi dengan berbagai interupsi yang tidak
penting saja. Sebetulnya yang terjadi adalah, karena kita yang
menambah-nambahkan waktunya, maka alam semesta pun akan mengisi tambahan waktu
tersebut dengan hal-hal rumit atau tidak penting sehingga waktu yang disediakan
terisi semua.
Mungkin kita juga pernah mengalami ketika kita mengerjakan
suatu tugas sesuai dengan waktu yang memang sudah seharusnya selesai, maka
pekerjaan itu pun selesai juga tanpa ada berbagai selingan, interupsi,
kerumitan ekstra, dll. Kita merasa puas telah menyelesaikan pekerjaan itu
dengan seifisien mungkin. Dan kita pun melanjutkan dengan pekerjaan berikutnya,
tanpa ada interupsi di antaranya. Dan akhirnya kita pun menyelesaikan hari itu
dengan sangat produktif. Tanpa sadar kita sebetulnya telah memanfaatkan Hukum
Parkinson ini, untuk keuntungan kita sendiri.
Sangat menarik bila kita mengintegrasikan Hukum Parkinson
ini dengan konsep manajemen waktu yang biasanya kita sering baca atau dengar,
yang tentang Urgent dan Important itu lho. Saya yakin kita
pernah mempelajarinya, hanya terkadang khilaf untuk kurang mengaplikasikannya.
Cara sederhananya begini:
Bila kita sudah mengaplikasikan manajemen waktu, biasanya
kita punya yang namanya agenda aktivitas per hari. Mungkin kita tulis di calendar smartphone kita, atau di buku
tulis, di aplikasi Excel, dll. Sekarang silahkan buat daftar
aktivitas-aktivitas yang important
terlebih dahulu, yaitu yang kritikal untuk kesuksesan pekerjaan atau bisnis
kita, atau yang sangat menginspirasi kita. Tetapkan waktu penyelesaian untuk
tiap aktivitas tersebut, dan perhatikan pikiran kita sendiri saat kita sedang
memikirkan berapa lama waktu yang paling sesuai untuk menyelesaikannya. Apakah
kita fokus pada aktivitas utama atau kita tergoda untuk memikirkan waktu ekstra
untuk hal-hal yang tidak terduga, buffer waktu,
atau lainnya. Kali ini, segera abaikan berbagai pemikiran untuk menambahkan
waktu ekstra, dan pastikan kita menetapkan rentang waktu yang sangat tepat untuk
menyelesaikannya. Trik dari saya, berapa pun lama waktu yang kita tetapkan, silahkan
tulis separuhnya. Misalkan ketika kita berencana untuk membuat sebuah proposal penjualan
dalam waktu dua jam, silahkan paksakan diri untuk mentargetkan dalam satu jam dan
tuliskan dalam agenda kita.
Untuk kegiatan dalam proses operasional atau produksi, ada istilah
lean management. Konsep dasarnya adalah
dengan menganalisa apakah berbagai aktivitas di dalamnya merupakan yang added value (member nilai tambah) atau tidak.
Apakah ada aktivitas yang bisa dihilangkan, diparalelkan, dll. Semua ini juga sebetulnya
memanfaatkan Hukum Parkinson.
Hukum Parkinson ini bukanlah mengada-ada atau permainan pikiran,
namun memang begitulah adanya yang terjadi berdasarkan observasi ilmiah dari Cyril
Northcote Parkinson. Maka, saya
yakin ada gunanya untuk menggunakan hukum ini demi keefefisiensian kerja kita. Selamat
mengaplikasikan.
No comments:
Post a Comment