Mungkin kita ingin tahu, darimana istilah coaching itu
berasal? Setelah kami melakukan beberapa kali pencaharian di dunia internet tentang
asal muasal istilah coaching, kami menemukan satu sejarah yang menurut kami
sangat mendekati artinya. “Coaching”
memiliki kata dasar “coach”.
Menariknya dari istilah ini, ternyata berasal dari nama sebuah desa kecil di
Negara Hungaria, “Kocs”. Di masa
lampau desa ini terkenal akan produksi gerobak atau kereta kuda yang digunakan
untuk mengangkut manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Dari
istilah “Kocs” itulah, kami beranggapan bahwa gerobak atau kereta kuda
merupakan metafora dari proses coaching, yaitu membawa seseorang dari satu
kondisi sekarang ke kondisi yang diinginkan.
Lalu di tahun ’60 sampai ’80-an, istilah “coach” digunakan
di dunia olah raga, yang artinya adalah “pelatih”. Adalah seorang pelatih tenis bernama W. Timothy Gallwey menulis beberapa
buku sejak tahun 1970-an terkait dengan coaching di dunia olah raga. Di bukunya
yang paling terkenal, “The Inner Game of Tennis”, Gallwey berhasil menunjukan
suatu metode coaching yang sangat konprehensif yang ternyata dapat diterapkan
ke banyak situasi, hingga akhirnya membawa beliau menyampaikan metodologinya
itu ke banyak pemimpin di dunia bisnis di Amerika Serikat di masa itu. Ya,
sepertinya momentum itulah merupakan cikal bakal coaching diaplikasikan ke
ranah lain selain ranah olah raga.
Sejalan dengan perkembangan metodologi coaching itu sendiri,
maka begitu pula berkembangnya pemahaman tentang coaching. Di zaman sekarang,
ada banyak definisi coaching yang digunakan baik itu yang didefiniskan secara
individu atau organisasi. Mungkin Anda juga sudah memiliki definisi sendiri
tentang coaching. Dalam kesempatan ini kami memutuskan untuk menggunakan satu
definisi yang digunakan oleh “International Coach Federation (ICF)”, suatu Organisasi Coaching Global.
Menurut “International Coach Federation”:
“coaching is partnering with clients in a
thought-provoking and creative process that inspires them to maximize their
personal and professional potential”
“Coaching
(pendampingan) adalah kegiatan kemitraan dengan klien melalui proses
memprovokasi pikiran secara kreatif sehingga menginspirasi mereka untuk
memaksimalkan potensi pribadi dan professional mereka”
Mari kita tinjau secara singkat beberapa
kata kunci dari definisi
ICF di atas:
- “Kemitraan”. Hal ini berarti bahwa proses coaching adalah berdasarkan hubungan kesetaraan antara seorang Coach dan kliennya. Maksudnya keseteraan ini berarti tidak ada pihak yang otoritasnya lebih tinggi. Berdasarkan prinsip kemitraan dan kesetaraan inilah maka kami beranggapan bahwa istilah coaching lebih tepat diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai pendampingan.
- “Memprovokasi pikiran”. Menurut kami, inilah yang membedakan coaching dengan jenis pengembangan pribadi lainnya. Proses memprovokasi pikiran berbeda dengan instruksi, mengarahkan, atau perintah satu arah saja. Memprovokasi pikiran cenderung dalam bentuk dialog, diskusi, atau tanya jawab antara seorang Coach dan kliennya yang memancing proses berpikir mendalam di diri klien tersebut.
- Dari proses memprovokasi pikiran tersebut akan menggali dan “menginspirasi” klien menemukan jawaban-jawaban dari diri klien sendiri yang mungkin mereka tidak sadari sebelumnya.
- Peran seorang Coach bukan hanya memastikan klien menemukan jawaban dari masalah mereka, namun juga memastikan bagaimana jawaban tersebut diterapkan oleh klien dalam bentuk tindakan-tindakan nyata yang pada akhirnya akan “memaksimalkan” potensi pribadi atau profesional mereka, bergantung dalam konteks apa proses coaching itu sedang dilakukan.
Dari deskripsi di atas, pada dasarnya
dalam proses coaching terjadi suatu percakapan yang benar-benar berfokus pada
kebutuhan klien, yang memberdayakan mereka dan juga menemukan cara bagaimana
mereka bisa mencapai apa yang mereka ingin dapatkan.
No comments:
Post a Comment