Saya yakin bahwa hampir semua orang yang membaca
tulisan ini menginginkan diri mereka lebih baik di tahun 2012 daripada di tahun
2011. Hal ini bukan selalu karena kita berkinerja buruk di tahun 2011, atau
mengalami permasalahan besar, atau sejenisnya, namun karena memang sudah sifat
alamiah manusia untuk selalu bertumbuh kembang menjadi lebih baik dan lebih
baik lagi.
Namun mengapa banyak orang yang tidak bisa mencapai
apa yang mereka rencanakan di tahun berikutnya untuk menjadi lebih baik,
melakukan lebih baik, dll?
Einstein pernah berkata bahwa, “suatu masalah tidak
bisa diselesaikan pada level pemikiran yang sama dengan level masalah tersebut
tercipta.” Dalam konteks manusia, pernyataan ini sangat benar.
Pikiran manusia adalah sekumpulan sistem yang sangat
dinamis, yang membentuk dirinya dengan cara menciptakan berbagai bentuk
pemikiran baru pada level lebih tinggi dengan menggunakan berbagai informasi
dari level yang lebih bawah. Terkadang pemikiran-pemikiran yang terbentuk itu
menguat dan menjadi suatu keyakinan (beliefs).
Kemudian keyakinan (beliefs) tersebut akan menjadi
dasar dari berbagai persepsi kita, kebiasaan kita, dan perilaku kita - apa yang biasa disebut kepribadian kita.
Pengaruh keyakinan yang kita miliki terhadap pikiran dan tindakan kita sangatlah
luar biasa.
Oleh karena itu, keyakinan, yang memiliki pengaruh
sangat kuat dalam berbagai area kehidupan kita, adalah menjadi tittik awal yang
paling tepat untuk membuat rencana tahun baru kita. Kita perlu meninjau
keyakinan-keyakinan yang kita miliki saat ini, apakah mendukung rencana tahun
baru kita. Atau, kita mungkin membutuhkan keyakinan baru, yang kita butuhkan,
agar rencana tahun baru kita bisa terwujud.
Suatu keyakinan (belief) bisa terbentuk, biasanya saat
berbagai bukti terhadap sesuatu telah terkumpul di pemikiran kita dalam jangka
waktu tertentu, lalu suatu hari kita pun memutuskan, berdasarkan bukti-bukti
tersebut, untuk mempercayainya. Atau, kita pernah mengalami sesuatu, dengan
sekelebat emosi yang sangat kuat, yang menyebabkan kita sangat berfokus pada hal
itu hingga ke level neurologi kita, hingga terbentuklah keyakinan.
Mungkin contoh berikut akan lebih jelas kita pahami:
Seorang anak yang tumbuh besar di sebuah keluarga yang
sering terjadi pertengkaran mengenai uang, lama kelamaan akan terbentuk di pikirannya
suatu keyakinan tertentu. Pertengaran demi pertengkaran tentang uang yang masuk
ke pikirannya akhirnya akan memberikan suatu keputusan di diri dia, misalkan “uang
itu sumber penderitaan, pertengkaran, dll”. Lalu dalam kehidupan selanjutnya,
hingga saatnya dia dewasa, keyakinan yang sudah tertanam tersebut pun
mempengaruhi bagaimana dia bersikap, bertindak, terhadap hal-hal berkaitan
dengan uang. Apabila dia menjadi seorang salesman, tentunya keyakinan tersebut
bisa saja menghambat dia mencapai target-target penjualan yang telah
ditetapkan.
Tatkala seorang anak mengalami suatu peristiwa yang
sangat mengejutkan, misal seekor laba-laba melompat ke wajahnya, suatu pikiran
dan perasaan yang sangat kuat akan meledak di dirinya, hingga menyebar ke
seluruh sistem neurologinya, sehingga terbentuklah keyakinan tertentu berkaitan
dengan jijik, takut, dll. Tatkala dia berhadapan kembali dengan seekor
laba-laba, keyakinan yang sudah terinstall hingga ke seluruh sistem sarafnya
akan memicunya berekasi dan berperilaku tertentu, yang kita biasa menyebutkan
dengan panik, ketakutan, hingga pingsan.
Lalu bagaimana bila kita sudah terlanjur memiliki
sebuah keyakinan yang menghambat kita? Kabar baiknya adalah kita sebetulnya
bisa merubah keyakinan tersebut. Intinya adalah, kita perlu “keluar” dari
lingkaran pemikiran kita seputar keyakian itu, dan mengevaluasi pemikiran kita
tersebut dengan berbagai pertanyaan seperti:
- Apa maksud dari keyakinan itu?
- Apa makna dari keyakinan itu?
- Apa pentingnya?
- Apakah keyakinan itu membantu saya untuk menjadi lebih baik?
- Apakah saya menyukai hasil yang selama ini saya dapatkan?
- Apakah saya mau tetap berpikir dan berkeyakinan seperti itu?
- Bila ya, apa yang saya bisa dapatkan, berkaitan dengan rencana saya di tahun depan?
- Bila tidak, apa yang saya perlu yakini agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik? Agar saya bisa lebih baik?
- Apa pentingnya keyakinan baru tersebut?
- Apakah keyakinan baru tersebut sesuai dengan rencana saya? Bisa membuat saya menjadi lebih baik?
- Tindakan apa yang perlu ada untuk mendukung keyakinan baru tersebut?
Bila kita sudah yakin terhadap keyakinan
kita yang baru, masuklah kembali ke pemikiran baru tersebut, dan rasakan
keyakinan baru tersebut tersebar keseluruh sistem syaraf kita.
Kita, sebagai manusia, memiliki kelebihan untuk terus
menerus mempertanyakan kualitas dari berbagai pemikiran kita. Dengan
mempertanyakan terus, akan membuat diri kita berubah karena kita secara
otomatis beroperasi pada level pemikiran di atas keyakinan lama kita. Itulah
konsep dasar bagaimana kita merubah keyakinan kita dan mendapatkan keyakinan
baru.
Jadi, bila kita betul-betul ingin mempertimbangkan,
bahwa kita memerlukan beberapa keyakinan baru agar bisa melakukan suatu hal
dengan lebih baik, lalu rencana apa yang kita inginkan tahun depan? Keyakinan
apa yang kita butuhkan?
Apakah kita siap dengan rencana tahun baru kita?
Apakah kita yakin untuk mencapainya? Silahkan pertanyakan di diri kita.
No comments:
Post a Comment