Tuesday, December 27, 2011

Apa yang Perlu Kita Ubah di Tahun 2012?


Saya yakin bahwa hampir semua orang yang membaca tulisan ini menginginkan diri mereka lebih baik di tahun 2012 daripada di tahun 2011. Hal ini bukan selalu karena kita berkinerja buruk di tahun 2011, atau mengalami permasalahan besar, atau sejenisnya, namun karena memang sudah sifat alamiah manusia untuk selalu bertumbuh kembang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Namun mengapa banyak orang yang tidak bisa mencapai apa yang mereka rencanakan di tahun berikutnya untuk menjadi lebih baik, melakukan lebih baik, dll?
Einstein pernah berkata bahwa, “suatu masalah tidak bisa diselesaikan pada level pemikiran yang sama dengan level masalah tersebut tercipta.” Dalam konteks manusia, pernyataan ini sangat benar.
Pikiran manusia adalah sekumpulan sistem yang sangat dinamis, yang membentuk dirinya dengan cara menciptakan berbagai bentuk pemikiran baru pada level lebih tinggi dengan menggunakan berbagai informasi dari level yang lebih bawah. Terkadang pemikiran-pemikiran yang terbentuk itu menguat dan menjadi suatu keyakinan (beliefs).
Kemudian keyakinan (beliefs) tersebut akan menjadi dasar dari berbagai persepsi kita, kebiasaan kita, dan perilaku kita -  apa yang biasa disebut kepribadian kita. Pengaruh keyakinan yang kita miliki terhadap pikiran dan tindakan kita sangatlah luar biasa.
Oleh karena itu, keyakinan, yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam berbagai area kehidupan kita, adalah menjadi tittik awal yang paling tepat untuk membuat rencana tahun baru kita. Kita perlu meninjau keyakinan-keyakinan yang kita miliki saat ini, apakah mendukung rencana tahun baru kita. Atau, kita mungkin membutuhkan keyakinan baru, yang kita butuhkan, agar rencana tahun baru kita bisa terwujud.
Suatu keyakinan (belief) bisa terbentuk, biasanya saat berbagai bukti terhadap sesuatu telah terkumpul di pemikiran kita dalam jangka waktu tertentu, lalu suatu hari kita pun memutuskan, berdasarkan bukti-bukti tersebut, untuk mempercayainya. Atau, kita pernah mengalami sesuatu, dengan sekelebat emosi yang sangat kuat, yang menyebabkan kita sangat berfokus pada hal itu hingga ke level neurologi kita, hingga terbentuklah keyakinan.
Mungkin contoh berikut akan lebih jelas kita pahami:
Seorang anak yang tumbuh besar di sebuah keluarga yang sering terjadi pertengkaran mengenai uang, lama kelamaan akan terbentuk di pikirannya suatu keyakinan tertentu. Pertengaran demi pertengkaran tentang uang yang masuk ke pikirannya akhirnya akan memberikan suatu keputusan di diri dia, misalkan “uang itu sumber penderitaan, pertengkaran, dll”. Lalu dalam kehidupan selanjutnya, hingga saatnya dia dewasa, keyakinan yang sudah tertanam tersebut pun mempengaruhi bagaimana dia bersikap, bertindak, terhadap hal-hal berkaitan dengan uang. Apabila dia menjadi seorang salesman, tentunya keyakinan tersebut bisa saja menghambat dia mencapai target-target penjualan yang telah ditetapkan.
Tatkala seorang anak mengalami suatu peristiwa yang sangat mengejutkan, misal seekor laba-laba melompat ke wajahnya, suatu pikiran dan perasaan yang sangat kuat akan meledak di dirinya, hingga menyebar ke seluruh sistem neurologinya, sehingga terbentuklah keyakinan tertentu berkaitan dengan jijik, takut, dll. Tatkala dia berhadapan kembali dengan seekor laba-laba, keyakinan yang sudah terinstall hingga ke seluruh sistem sarafnya akan memicunya berekasi dan berperilaku tertentu, yang kita biasa menyebutkan dengan panik, ketakutan, hingga pingsan.
Lalu bagaimana bila kita sudah terlanjur memiliki sebuah keyakinan yang menghambat kita? Kabar baiknya adalah kita sebetulnya bisa merubah keyakinan tersebut. Intinya adalah, kita perlu “keluar” dari lingkaran pemikiran kita seputar keyakian itu, dan mengevaluasi pemikiran kita tersebut dengan berbagai pertanyaan seperti:
  • Apa maksud dari keyakinan itu?
  • Apa makna dari keyakinan itu?
  • Apa pentingnya?
  • Apakah keyakinan itu membantu saya untuk menjadi lebih baik?
  • Apakah saya menyukai hasil yang selama ini saya dapatkan?
  • Apakah saya mau tetap berpikir dan berkeyakinan seperti itu?
  • Bila ya, apa yang saya bisa dapatkan, berkaitan dengan rencana saya di tahun depan?
  • Bila tidak, apa yang saya perlu yakini agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik? Agar saya bisa lebih baik?
  •  Apa pentingnya keyakinan baru tersebut?
  • Apakah keyakinan baru tersebut sesuai dengan rencana saya? Bisa membuat saya menjadi lebih baik?
  •  Tindakan apa yang perlu ada untuk mendukung keyakinan baru tersebut?


Bila kita sudah yakin terhadap keyakinan kita yang baru, masuklah kembali ke pemikiran baru tersebut, dan rasakan keyakinan baru tersebut tersebar keseluruh sistem syaraf kita.

Kita, sebagai manusia, memiliki kelebihan untuk terus menerus mempertanyakan kualitas dari berbagai pemikiran kita. Dengan mempertanyakan terus, akan membuat diri kita berubah karena kita secara otomatis beroperasi pada level pemikiran di atas keyakinan lama kita. Itulah konsep dasar bagaimana kita merubah keyakinan kita dan mendapatkan keyakinan baru.
Jadi, bila kita betul-betul ingin mempertimbangkan, bahwa kita memerlukan beberapa keyakinan baru agar bisa melakukan suatu hal dengan lebih baik, lalu rencana apa yang kita inginkan tahun depan? Keyakinan apa yang kita butuhkan?
Apakah kita siap dengan rencana tahun baru kita? Apakah kita yakin untuk mencapainya? Silahkan pertanyakan di diri kita.

No comments: