Baru-baru ini saya sedang diskusi dengan seorang teman saya. Selama percakapan dia akhirnya curhat tentang bagaimana menyedihkan kehidupannya, dan betapa sial nasib dirinya. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya ia menceritakan hal ini.
Nasihat yang kemudian saya berikan adalah agar jangan pernah menceritakan kisah hidupnya itu kepada saya lagi atau kepada orang lain, kecuali dia sudah siap untuk menyembuhkan situasi dan membiarkannya berlalu. Selalu membicarakan kehidupannya kepada siapa pun hanya akan lebih memperkuat ke pikiran bawah sadar. Karena pikiran bawah sadar hanya fokus pada saat sekarang ini maka setiap kali dia menceritakan kisahnya, pikiran bawah sadarnya selalu menganggap kesedihan dan kesialan itu terjadi lagi dan lagi. Semua hal ini hanya membuat dia bertahan pada statusnya sebagai korban hidup.
Masalahnya adalah, hidup sebagai korban adalah hal yang tampaknya mudah dilakukan ... maksud saya, mengapa begitu banyak orang di seluruh dunia, begitu mati-matian menempelkan dirinya kepada situasi yang memposisikan mereka sebagai korban? Nah, berikut adalah daftar yang saya dapatkan hasil dari wawancara saya dengan beberapa klien saya.
Orang-orang rela tetap melihat diri mereka sebagai korban karena:
Nasihat yang kemudian saya berikan adalah agar jangan pernah menceritakan kisah hidupnya itu kepada saya lagi atau kepada orang lain, kecuali dia sudah siap untuk menyembuhkan situasi dan membiarkannya berlalu. Selalu membicarakan kehidupannya kepada siapa pun hanya akan lebih memperkuat ke pikiran bawah sadar. Karena pikiran bawah sadar hanya fokus pada saat sekarang ini maka setiap kali dia menceritakan kisahnya, pikiran bawah sadarnya selalu menganggap kesedihan dan kesialan itu terjadi lagi dan lagi. Semua hal ini hanya membuat dia bertahan pada statusnya sebagai korban hidup.
Masalahnya adalah, hidup sebagai korban adalah hal yang tampaknya mudah dilakukan ... maksud saya, mengapa begitu banyak orang di seluruh dunia, begitu mati-matian menempelkan dirinya kepada situasi yang memposisikan mereka sebagai korban? Nah, berikut adalah daftar yang saya dapatkan hasil dari wawancara saya dengan beberapa klien saya.
Orang-orang rela tetap melihat diri mereka sebagai korban karena:
- Mereka dapat mengatakan pada diri mereka bahwa setiap kegagalan yang mereka hadapi saat ini bukanlah kesalahan mereka namun karena apa yang terjadi di masa lalu mereka.
- Mereka percaya bahwa orang lain, situasi, dan kondisi di luar kehidupan mereka harus bertanggung jawab atas semua hal-hal buruk yang menimpa hidup mereka.
- Mereka bisa mendapatkan simpati dan perhatian tanpa henti dari orang lain ketika mereka menceritakan kisah hidupnya.
- Mereka dapat memanfaatkan status mereka sebagai 'korban' untuk mencegah mereka merasa dekat secara emosional dengan orang lain dengan resiko ditolak.
- Mereka dapat memanfaatkan pengalaman masa lalu mereka sebagai pembenaran mengapa mereka tidak lagi berusaha untuk berbahagia dalam hidup mereka sekarang.
- Mereka mengkonfirmasi program di masa lalu yang mengajarkan kepada mereka bahwa mereka adalah "orang tak berguna", atau "tidak akan pernah berhasil," atau keyakinan diri negatif apapun yang mereka bisa tanamkan dalam diri mereka.
- Mereka dapat merasa sebagai seorang pahlawan karena mereka adalah salah satu dari orang-orang tertindas, melawan kekuatan jahat, terhadap semua masalah kehidupan.
- Mereka menganggap diri mereka spiritual, percaya bahwa mereka harus mengorbankan kehidupannya di planet ini sehingga mereka akan menerima pahala mereka yang sebenarnya di akhirat nanti.
- Mereka pada dasarnya hanya tidak menyadari, seperti kebanyakan korban lainnya, dan tidak tahu bahwa siklus kehidupan mereka saat ini hanya merusak dirinya.
Tidak peduli yang mana dari alasan-alasan di atas, hasil akhirnya adalah tetap sama: Mereka akan terus menjalani kehidupan yang kosong dan sengsara, dari hari ke hari, tanpa merasakan kebahagiaan.
Dan itu adalah penyakit mereka yang sebenarnya. Untuk menjadi sehat, bahagia dan sejahtera, Anda harus bersedia untuk melepaskan perjalanan penderitaaan anda dari segala rintangan, dan mulai menyadari bahwa Anda dapat membuat apapun yang Anda inginkan mulai saat ini, bahwa Anda menempatkan posisi diri Anda pada sisi "cause" daripada di sisi "effect/victim".
Dan itu adalah penyakit mereka yang sebenarnya. Untuk menjadi sehat, bahagia dan sejahtera, Anda harus bersedia untuk melepaskan perjalanan penderitaaan anda dari segala rintangan, dan mulai menyadari bahwa Anda dapat membuat apapun yang Anda inginkan mulai saat ini, bahwa Anda menempatkan posisi diri Anda pada sisi "cause" daripada di sisi "effect/victim".
No comments:
Post a Comment