Sunday, September 28, 2008

Release Your Inhibitions

“Open up the dirty window

Let the sun illuminate the words that you cannot find

Reaching for something in the distance

So close you can almost taste it

Release your inhibitons..”

Unwritten – Sarah Beddingfield

Wow.. “release your inhibitions”.. “lepaskan hambatan-hambatan anda”.. Mungkin istilah itu adalah istilah yang sangat tepat untuk saya. Karena memang, saya seperti terlepas dari hambatan-hambatan yang sepertinya “menyumbat” pembuluh darah di leher dan kepala saya. Lho, maksudnya apa toh?

Saya mau cerita sedikit nih, semalam migrain saya kambuh lagi. Mungkin karena sepanjang hari saya tidur-tiduran aja, bangun hanya untuk mandi, sholat, terus baca buku dan nonton tv, dan tidur lagi. Beginilah kalau saya mendapat jatah liburan, malah diisi dengan tidur-tiduran sepanjang hari, mentang-mentang bulan puasa.. Jangan ditiru yach, hehehe.. Karena apa?

Ternyata nikmatnya tidur seharian dapat mengakibatkan efek samping. Untuk kasus saya, migrain saya malah kambuh deh. Senut, senut.. sampai sore dan menjelang malam. Gak selesai-selesai. Memang, sudah lama juga sih migrain ini gak pernah muncul. Kalau toh muncul, biasanya langsung saya hajar dengan minum obat analgesik semacam panadol atau aspirin. Namun semalam, saya malas minum obat apa pun. Aneh juga sih.

Lah, sampai menjelang tidur malam pun migrain saya masih senut senut, terutama di bagian pangkal leher belakang sampai ke bagian belakang kiri kepala saya. Wuih, rasanya itu loh.. gimana gituh.. well, nothing sexy about it for sure, hehehe... Kepikiran juga untuk menyerah dan ambil panadol di lemari, tapi ada gengsi-gengsi dikit..”mosok sudah jadi Praktisi NLP selama 2 tahun masih butuh obat hanya untuk melawan migrain?” “Well, tahan dikit napa?”

Nah, kemudian saya tarik nafas dalam-dalam... mencoba berbaring dengan santai dan nyaman.. Mulai bicara dengan unconscious saya.. “tolong tunjukan teknik yang tepat untuk menghilangkan migrain ini doong.. “ gitu kira-kira saya berkomunikasi dengan unconscious mind saya. Yang jelas, saya males mengingat-ingat teknik NLP apa pun, pasrah aja dengan si unconscious, karena saya yakin, unconscious saya selalu melindungi saya.

Well, serasa ada yang memandu, saya mulai memvisualisasikan rasa senut-senut tadi, “letaknya dimana yach.. “ eh, suara siapa tuh? Oh ya, kira-kira di sebelah kiri atas deh.. Okey, saya mengejapkan mata untuk membersihkan gambaran tadi. Kemudian.. serasa ada yang menanyakan, “Hey, coba kamu pikirkan suatu hal yang sangat kamu tidak percayai, pikirkan sesuatu yang universal dan memang tidak mungkin tidak kamu percayai lho.. “ Yeap, berhubung sudah terbukti secara ilmiah, maka saya sudah sangat tidak mempercayai bahwa bumi ini datar, hehehe.. ya itulah yang kemudian saya pilih. “Nah, kira-kira, letaknya dimana yach..” Hmm.. seperti ada bayangan yang muncul sepersekian detik, bahwa saya tidak percaya bahwa bumi itu datar muncul di sebelah kanan atas saya. Lalu saya mengkedip-kedipkan mata lagi untuk menghilangkan bayangan tadi.

Seolah unconscious saya terus memandu, saya pun memindahkan bayangan pertama, yang senut-senut tadi, ke lokasi bayangan kedua, yaitu bayangan yang muncul karena saya gak percaya bahwa bumi ini datar. Kemudian, bagaikan ada suara tutup tupperware, bayangan pertama tadi mengunci di posisi dan menutupi bayangan kedua. Jelas sekali suara tutup tupperware tadi mengunci gambar pertama tersebut. Apa yang terjadi selanjutnya cukup mengejutkan saya.

Sekejap setelah bayangan pertama masuk ke posisi bayangan kedua, eh ya dhalaah.. senut-senut tadi kok ya hilang gitu loh.. I mean, it’s really gone, almost instantly. Beneran saya sampai terpana beberapa saat. Bahkan untuk memastikan, saya coba mengakses kembali senut-senut tadi, tapi gak ada bekas-bekasnya. Completely dissapeared. Wow..

“Eit, belum selesai..” suara tadi muncul lagi, karena saya musti tetap meneruskan dengan memikirkan sesuatu yang saya sangat percayai. Well again, since the modern science already proved it, saya memilih bumi ini bulat. Bayangannya muncul di tepat di depan mata saya. Anggaplah ini bayangan ketiga. Kembali saya kedip-kedipkan mata. Hingga tahap ini, saya yakin ada beberapa dari kalian yang mulai berpikir kalau mata saya kelilipan yach.. Lalu, suara tadi meminta untuk memikirkan keinginan saya agar leher dan kepala saya relaks, ringan, dan tidak senut-senut, sekarang. Lah, bayangannya muncul lagi tapi kali ini di bagian kiri atas yang lebih ke atas dari bayangan pertama, saya namakan ini bayangan keempat.

Seperti langkah terdahulu, saya memindahkan bayangan keempat ke posisi bayangan ketiga. Kembali terdengar suara tutup tupperware yang mengunci bayangan keempat di posisi bayangan ketiga. Yupeee.. tuntas sudah. Kali ini senut-senut tersebut benar-benar hilang bersih.
Saking semangatnya karena berhasil menghilangkan migrain, saya bangkit dari tempat tidur, dan melakukan sedikit pelemasan di bagian pundak dan leher. Wow, lega banget karena akhirnya saya berhasil menaklukan migrain tanpa bantuan zat analgesik apa pun. Dan semua itu dilakukan hanya dalam waktu kurang dari lima menit lho, luar biasa.. very amazing..

Saking semangatnya, saya gak jadi tidur deh. Malah, saya iseng-iseng kirim sms dengan seorang sahabat, eh dibalas, hingga akhirnya kami saling kirm sms lucu-lucuan. Hayoo, yang merasa sms-an dengan saya semalam hingga terkikik-kikik coba ya mengaku.. tunjuk tangan??! Hahaha..

Okelah, segitu aja. Mudah-mudahan teknik di atas bisa teman-teman pergunakan juga kalau sewaktu-waktu mengalami hal yang sama. Semoga membantu.

1 comment:

Anonymous said...

Wow Adit....

You have been so much developed since our last visit :)

Glad that you find your passion in NPL :)