Monday, January 28, 2008

Menggunakan Peripheral Vision


Teman-teman,

Apabila kita ingin melakukan matching dan mirorring untuk membangun rapport kepada seseorang, sangat penting untuk mendapatkan banyak informasi dari orang tersebut. Kita harus bisa mengakses, misalnya laju pernafasan, gerak tangan, pergerakan bola mata, posisi berdiri dan duduk, dan lain-lain yang kita anggap perlu. Bagaimana caranya kita melakukan itu semua tanpa disadari oleh lawan bicara kita? Yaitu gunakan penglihatan periferal (peripheral vision).

Di saat kita sedang bekerja di dalam sekelompok orang, baik itu dalam rapat, mengajar, atau ketika melakukan presentasi, tentunya akan sangat membantu kinerja kita apabila kita dapat mengidentifikasi apa yang sedang terjadi pada semua orang yang hadir sehingga kita dapat menyesuaikan cara kita berkomunikasi yang pada akhirnya kita akan mendapatkan response yang kita harapkan dari mereka. Maka dengan menggunakan peripheral vision kita, saat kita melihat kepada seseorang, kita pun dapat mengetahui sinyal-sinyal, gerak tangan, dan ekspresi yang dilakukan oleh orang-orang lain yang menganggap kita tidak bisa melihat mereka.

Saya ingat waktu SD dulu, ada ibu guru saya yang bisa mendeteksi sorang murid (salah satunya saya, hihihi..) yang tidak menyimak penjelasannya, padahal beliau sedang menatap ke murid yang lain. Tiba-tiba, “took!”, sebuah kapur tulis ibu guru mencium kening saya, hahaha…! Beliau sangat mengoptimalkan peripheral vision-nya.

Pada dasarnya penglihatan kita terdiri dari dua bagian, yaitu apa yang disebut penglihatan focus (focal vision) dan penglihatan periferal (peripheral vision). Saya agak bingung untuk menterjemahkan kedua istilah di atas ke bahasa Indonesia. Focal vision, bisa juga diterjemahkan ke penglihatan titik api (central gaze), dan peripheral vision mungkin lebih mendekati ke istilah penglihatan tepi (atau ada usul yang lain? Hehehe…). Pengertiannya adalah bagian dari penglihatan kita yang paling pinggir, atau paling luar dari lingkup atau jangkauan penglihatan kita.

Nah, ketika kita memusatkan pandangan kita ke sebuah benda, berarti kita menggunakan focal vision kita. Bayangan benda tersebut akan jatuh ke bagian retina yang disebut fovea dan diterima oleh sel-sel kerucut yang memang banyak terkonsentrasi di bagian tersebut (ingat pelajaran biologi? J). Sel-sel kerucut ini berfungsi untuk mendeteksi warna secara detil. Sehingga focal vision berguna untuk mengamati benda secara detil. Oh ya, bagian fovea ini letaknya di bagian retina yang tepat di belakang pupil mata kita.

Bayangan yang jatuh ke bagian retina selain fovea, yaitu bagian periphery, akan diterima oleh sel-sel batang yang lebih banyak ada di bagian tersebut. Sel-sel batang ini berperan dalam mendeteksi pergerakan dan melihat benda secara garis besar.

Bagian periphery dari retina memiliki wilayah yang lebih luas daripada bagian fovea, yang hanya berada di tengah. Sehingga tentunya jumlah sel batang jauh lebih banyak daripada sel kerucut. Rata-rata kita memiliki 125 juta sel batang dan hanya 6 juta sel kerucut di retina kita. Dari sini saja kita seharusnya sudah bisa membayangkan betapa besar potensi kegunaan sel batang untuk mendeteksi pergerakan benda di sekitar kita. Sayangnya, kebanyakan dari kita terlalu mengandalkan focal vision daripada peripheral vision kita.

Bagaimana mengoptimalkan peripheral vision kita? Ada dua cara:

1. Di saat anda duduk dengan posisi semakin nyaman di kursi anda, anda mulai memandang ke dinding di hadapan anda. Lama kelamaan anda mulai menemukan ada sebuah titik di dinding tersebut. Ketika anda semakin menatap titik itu, anda mulai menyadari bahwa pandangan anda semakin relaks, semakin santai. Lalu, biarkan pandangan anda semakin menyebar ke seluruh wilayah dinding tersebut, ke setiap sisi, semakin menyebar dan semakin menyebar lagi. Lakukan ini berulang kali.


2. Ketika anda duduk dengan posisi semakin nyaman di kursi anda, anda menatap ke depan. Bayangkanlah ada sebuah benda, misalkan apel atau jeruk, melayang beberapa sentimeter diatas bagian belakang kepala anda. Lakukan ini berulang kali.

Dengan melakukan kedua latihan di atas, peripheral vision kita akan mulai terbuka, membuat kita semakin bisa memandang dunia dengan lebih luas dan santai.

Mulailah menggunakan peripheral vision kita dalam situasi beresiko rendah, misalkan ketika sedang bercakap-cakap dengan seseorang. Mulai sadari apa saja yang dapat kita amati lebih banyak dari orang tersebut daripada yang bisa kita amati sebelumnya.

Semakin kita merasa nyaman dengan peripheral vision kita, gunakanlah dalam berbagai situasi (berdiskusi, rapat, mengajar, atau presentasi). Kita akan semakin takjub akan keguanaan peripheral vision kita ini.

Selamat mencoba.. :)


Rgds, -adithia-

2 comments:

Anonymous said...

mmang yg ahlix...selalu akan mencerahkan...

Salam kenal...

Anonymous said...

Thanks 4 this article :)