“Innalillaahi wa inna ilaihi roji’uun” itu adalah adalah kalimat yang otomatis keluar setelah mendengar berita wafatnya mantan presiden RI kedua, Bpk. H. Muhammad Suharto, pada hari Minggu pukul 14.10 WITA. Terus terang, saya telat mendengar kabar itu, karena saya masih berada di alam mimpi di sekitar jam tersebut.
Selanjutnya, saya cuma diam di kamar, setiap saluran TV nasional yang saya pilih selalu menampilkan liputan seputar kewafatan beliau. Perasaanku? Terus terang aja, saya merasa lega, “it’s about time”. Oke, saya gak mau mendramatisir. Saya bukan termasuk mereka-mereka yang merasa sangat bersyukur atau merasa sedih dan berduka cita mendalam atas kepergian beliau. Saya cuma merasa lega, akhirnya beliau terlepas dari penderitaan dunia. That’s it.
Sekilas-sekilas muncul kembali berbagai image seputar beliau di kepala, mulai jaman kejayaannya sejauh yang saya ingat hingga dia harus lengser. Saya kembali mengingat kembali betapa “powerful”-nya sosok ini di zaman itu. Betapa beliau telah memberikan berbagai perubahan-perubahan di Indonesia. Yah, ada yang bilang perubahan ke arah yang lebih baik, ada yang bilang ke arah yang lebih jelek. Siapa benar? Semua benar mungkin. Masing-masing pihak berpendapat sesuai dengan peta pengalamannya dengan beliau. Dikatakan bahwa setiap pengalaman adalah subyektif.
Pada akhirnya saya cuma bisa mengambil suatu pelajaran, bahwa “no matter how powerful a person in the world is, he/she is still a mortal”.. Seberapa berkuasanya seseorang di dunia, dia hanyalah manusia biasa. Suatu saat akan harus melepaskan semua kekuasaaannya itu, baik dalam bentuk uang, posisi, status sosial, dan lain-lain. Untuk itu, sangatlah penting untuk menjaga amanah kekuasaan itu, selama masih dia pegang.
Akhir kata, saya pun berterima kasih kepada beliau. Terima kasih Pak Harto, hari ini Anda telah mengingatkan suatu pelajaran yang penting buat diri saya, pelajaran yang seringkali saya lupakan. Saya mendo’akan agar arwah Anda bisa diterima Allah SWT dengan tenang, semua dosa-dosa diampuni, lalu semua tindakan baik diperhitungkan. Amin.
No comments:
Post a Comment